Lintas Nusantara - Sarasehan untuk Sinergi Pengurangan Risiko Bencana, yang digelar FPRB Pamekasan dihadiri Perwakilan BPBD Provinsi Jawa Timur, Dadang Iqwandy, Perwakilan SRPB Jatim, Wahyudi SH, perwakilan pemerintah daerah dan Kepala Dinas terkait. Yakni diantaranya Kepala Dinas PUPR, Amin Jabir, Kepala Dinas LH, Supriyanto, Akhmad Dhofir Rosidi selaku Plt. Kalaksa BPBD setempat dan Ketua FPRB Pamekasan, Suprijanto bersama segenap pengurus dan anggotanya, kamis pagi.
Keguyuban mereka terasa saat saling bertukar informasi dan pikiran untuk kuatkan sinergi dalam pengurangan risiko bencana atau PRB di Bumi gerbang salam. Terutama, saat setelah paparan di sesi dialog antara nara sumber dengan peserta yang hadir dari pagi hingga siang hari, di Ruang Rapat PUPR, Jalan Jokotole Pamekasan.
Dadang Iqwandy jelaskan secara singkat penanggulangan bencana itu ada tiga fase. Yakni ada tahap Pra Bencana, Tanggap Darurat dan Paska Bencana.
Dan segenap relawan di semua lini itu bisa berperan aktif sesuai kapasitas masing-masing. Yaitu mulai dari mitigasi dan edukasi kebencanaan, maupun dalam aksi tanggap darurat seperti yang terjadi saat bencana erupsi gunung Semeru lalu yang cukup besar dampaknya.
"Keberadaan FPRB dan SRPB merupakan hal yang sangat penting bagi kerja BPBD Jatim, sama halnya dengan yang di daerah juga. Terutama, dalam penanggulangan bencana dan pengerahan relawan. Selain pendukung untuk peningkatan IKD (indeks kapasitas daerah, red) setempat," kata Dadang Iqwandy.
Dadang kembali paparkan, keberadaan mereka itu merupakan potensi besar dan harus terus dirawat komunikasi dan kordinasinya sebagai wadah yang besar. Sebab BPBD tanpa adanya kedua wadah besar relawan itu bukan apa-apa dan tidak bisa apa-apa dalam berkerja untuk menanggulangi bencana.
"Bayangkan saja jumlah relawan yang terdata di SRPB jatim ada sekitar 15 ribu hingga saat ini, dengan sekitar 250 organisasi kerelawanan se Jatim yang terdata. Sungguh ini merupakan potensi besar yang siap digerakkan dalam penanggulangan bencana," ujarnya.
Disisi lain, Ketua FPRB Pamekasan Suprijanto mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada BPBD Pamekasan, dengan terlaksananya Sarasehan Sinergi Pengurangan Risiko Bencana itu. Sebab, dengan bekal wawasan baru itu para relawan, anggota dan pengurus FPRB bisa langsung meramu program kerja yang tepat pada rapat kerja yang dijadwalkan akan digelar setelah sarasehan itu.
"Alhamdulillah pada sarasehan ini juga secara khusus dihadiri oleh perwakilan BPBD Jatim, sehingga semua peserta bisa lebih mengerti pola Sinergi dan kerja FPRB yang sebenarnya. Apalagi tadi banyak hal yang dipaparkan kepada pihak dinas dan BPBD setempat terkait pola kemitraan dan dukungan yang bisa dilakukan untuk FPRB kedepannya," kata Suprijanto pada media.
Diharapkan dengan adanya sarasehan ini, para pengurus FPRB Pamekasan bisa membuat program kerja yang baik. Lalu secara baik juga bisa dijalankan sebagai program strategis untuk pengurangan risiko bencana, masa kerja selama setahun ini.
Selain itu, diharapkan juga berbagai program itu, bisa dikolaborasikan dengan dinas terkait dan BPBD setempat. Tentu semuanya harus sesuai tupoksi masing-masing yang bisa saling memanfaatkan potensi relawan dan unsur pentahelix lainnya untuk pengurangan risiko bencana.
"Insyaallah pada tahun ini, FPRB Pamekasan akan canangkan sebagai Tahun Menanam 2024 dengan program mitigasi bencana melalui reboisasi dan penghijauan di kawasan hulu sungai dan bibir sungai perkotaan secara bertahap dan periodik," tandasnya. (Yud)
0 Komentar