Presiden Prabowo tiba di lokasi dan disambut hangat oleh para menteri Kabinet Merah Putih serta masyarakat setempat. Dengan semangat, beliau langsung turun ke sawah dan melakukan panen padi menggunakan combine harvester, alat panen modern.
Selain itu, Presiden menyaksikan langsung transaksi pembelian gabah petani oleh Perum Bulog, sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan petani. Acara dilanjutkan dengan dialog interaktif antara Presiden dan petani, yang juga terhubung secara virtual dengan petani dari 13 provinsi lain yang turut melaksanakan panen raya.
Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi kerja keras semua pihak dalam menjaga stabilitas pangan selama Ramadan hingga Idulfitri, termasuk pengendalian harga bahan pokok. Beliau juga memuji kinerja tim pertanian yang terus bekerja di lapangan untuk memastikan produksi pangan tetap stabil bahkan meningkat di tengah tantangan global.
"Setiap kali saya cari, beliau ada di sawah, ada di daerah—satu hari di Kalimantan Barat, besoknya di Merauke, lusanya di Lampung. Inilah menteri-menteri kabinet kita, semuanya bekerja keras, turun ke lapangan," ucap Prabowo.
Presiden menegaskan pentingnya peran petani sebagai tulang punggung bangsa: "Tanpa pangan, tidak ada negara, tidak ada NKRI."
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa keberhasilan panen ini adalah hasil kebijakan pro-petani Presiden Prabowo. Serapan Bulog melonjak tajam, dengan stok beras nasional mencapai 2,4 juta ton dan diprediksi tembus 3 juta ton angka tertinggi dalam 10-20 tahun terakhir.
"Ini cerah bagi petani, secerah kebijakan Bapak selama 169 hari. Luar biasa!" kata Amran.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat, antara lain Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri PU Dody Hanggodo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam mendorong swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
0 Komentar